Breaking News

Generasi Alpha: Akan Seperti Apa Masa Depan Mereka di Era Digital?

Oleh : Arie Melani P, S.T., S. IP., M. Si 

DOSEN STISIP WIDYAPURI MANDIRI 

 

GEN ALPHA (Generasi Alpha) adalah mereka yang lahir antara 2010 hingga 2025, diprediksi akan menjadi generasi paling terkoneksi dengan teknologi dalam sepanjang sejarah. Mereka telah tumbuh di era digital sejak lahir, sudah terbiasa dengan kecerdasan buatan (AI), media sosial, dan perangkat pintar. Namun, bagaimana teknologi ini akan membentuk kepribadian, life style dan masa depan mereka. 

 


Siapa saja yang disebut Generasi Alpha? 

Generasi Alpha adalah anak-anak dari Generasi Milenial dan sebagian Generasi Z. Mereka terlahir di dunia yang sudah dikuasai oleh teknologi, dengan akses internet yang lebih luas dan perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang semakin canggih. Karakteristik utama mereka diantaranya sudah digital sejak lahir, berbeda dengan generasi sebelumnya, mereka tidak mengenal dunia tanpa internet atau perangkat pintar. Pendidikan Gen Alpha ini berbasis teknologi, pembelajarannya didukung oleh teknologi seperti e-learning, aplikasi edukasi, dan AI. Mereka juga lebih sadar terhadap isu global mulai dari lingkungan hingga keadilan sosial, mereka lebih terbuka dengan isu-isu global sejak dini. 

Bagaimana Peran Teknologi dalam Membentuk Generasi Alpha di Era Digital? 

Teknologi menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif. Pendidikan tidak lagi terbatas pada buku teks. Generasi Alpha belajar melalui video, game edukasi, dan AI yang mempersonalisasi pengalaman belajar mereka, selain itu Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) semakin banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Teknologi juga menciptakan gaya hidup yang lebih digital. Kebiasaan mereka lebih banyak bergantung pada platform digital, dari hiburan hingga interaksi sosial. Kebanyakan dari mereka mungkin tidak akan pernah mengalami hidup tanpa teknologi wearable atau rumah pintar. Tak hanya itu, teknologi juga mempengaruhi perubahan pola pikir dan karier. Profesi masa depan mereka kemungkinan akan berhubungan erat dengan teknologi, seperti data science, AI engineering, atau bahkan pekerjaan yang belum ada saat ini. Dengan adanya akses ke lebih banyak informasi, mereka cenderung lebih kreatif, inovatif, dan memiliki cara berpikir yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. 

Begitu banyak sisi positif dari pengaruh teknologi dalam tumbuh kembang Generasi Alpha, tetapi banyak juga tantangan yang harus dihadapi Generasi Alpha terkait pengaruh teknologi ini. Diantaranya adalah Generasi Alpha menjadi ketergantungan pada teknologi, kemungkinan adanya risiko kecanduan gadget dan media sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan interaksi sosial mereka. Selain itu tantangan bagi orang tua dalam menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan aktivitas fisik dan sosial. Terjadi pula peningkatan ekspektasi dan tekanan sosial. Dengan akses ke banyak informasi, mereka bisa merasa lebih cepat tertekan dalam mengejar standar tertentu dalam pendidikan dan kehidupan sosial. Ekspektasi tinggi dan berlebihan dari lingkungan yang kompetitif bisa memicu stres sejak usia dini. Keamanan Digital dan Privasi pun menjadi tantangan dalam menghadapi pengaruh teknologi. Mereka akan menghadapi tantangan dalam melindungi identitas dan data pribadi mereka sejak kecil. Pendidikan literasi digital menjadi sangat penting untuk membantu mereka memahami risiko internet, termasuk cyberbullying dan pencurian data. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa Generasi Alpha akan menjadi generasi yang paling terhubung secara digital dengan akses ke berbagai inovasi yang tidak pernah ada sebelumnya. Namun, tantangan yang mereka hadapi juga tidak sedikit. Keseimbangan antara teknologi, interaksi sosial, dan kesehatan mental menjadi faktor penting dalam membentuk generasi yang siap menghadapi masa depan.

Type and hit Enter to search

Close