Inibaca.online BANDUNG BARAT
Peserta Serdik Sespimti Polri Dikreg ke-33 tahun ajaran 2024 terlihat khusyuk memperhatikan narasumber yang sedang memberikan materi di Gedung Utaryo, Sespim Polri Lembang.
Dalam seminar yang dilaksanakan pada Kamis (8/8/2024) itu, materi yang disampaikan soal keamanan siber di Indonesia. Di mana, saat ini polisi juga menjadi bagian dari pengamanan siber di tanah air.
Pemateri dalam seminar itu antara lain Sekretaris Ditjen Aptika Kemenkominfo, I Nyoman Adhiarna, Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Mayjen TNI Dominingus Pakel, Pakar Siber Indonesia Prof Yudho Giri Sucahyo, serta praktisi siber Teguh Apriyanto.
Ketua Seminar Sekolah, Kombes Jean Calvijn Simanjuntak, mengatakan secara spesifik, seminar kali ini terkait dengan kolaborasi penanggulangan serangan siber di Indonesia.
"Kita ketahui bahwa posisi perpindahan dari dunia konvensional menuju ke ruang virtual itu sudah berjalan. Keteraturan sosial yang harus di bina ditertibkan tidak hanya keteraturan sosial di dunia nyata," kata Calvijn saat ditemui di Sespim Lemdiklat Polri Lembang, Kamis (8/8/2024).
Lewat pembekalan soal dunia siber kali ini, personel Polri juga disiapkan mampu melakukan pencegahan serta penanggulangan kejahatan serangan siber yang tidak bisa dilakukan secara parsial.
"Bahkan harus lebih intens lagi menciptakan keteraturan sosial di dunia maya atau virtual yang harus dilakukan secara sinergi dan kolaborasi antara kementerian, lembaga, TNI, Polri bahkan dengan masyarakat," kata Calvijn.
Sementara itu, Kasespim Lemdiklat Polri, Irjen Pol Chryshnanda Dwilaksana mengatakan pembekalan soal siber pada peserta didik kali ini merupakan proyeksi dari perkembangan teknologi dan informasi yang semakin berkembang.
"Hari ini kita membahas siber karena kedepan kita sadar bahwa kita menjadi bagian penting dan kita berfikir bagaimana bangsa ini tetap berdaulat, berdaya tahan, dan mampu berdaya saing," kata Chryshnanda.
Menurut Chryshnanda, literasi digital dan dunia siber penting dimiliki personel Polri ditunjang dengan perubahan cara berpikir yang selama ini manual dan cenderung konvensional.
"Lewat literasi siber, kita harus mengubah mindset, cara-cara manual konvensional yang potensi penyimpangannya besar. Tentu kita harus semakin mencintai Indonesia ini dengan aparat-aparat nya sadar bahwa semua ini demi kemanusiaan, keteraturan sosial dan kemanusiaan yang beradab," pungkas Chryshnanda (Iwan akar)
Social Footer