Inibaca.online CIMAHI
Kota Cimahi kini berusia 23 tahun. Kota tiga kecamatan itu menjadi kota mandiri sejak lepas dari Kabupaten Bandung sebagai induknya pada tahun 2001 silam.
Di usianya kini, Pemerintah Kota Cimahi masih punya segudang pekerjaan rumah yang mesti dicari jalan keluarnya. Masalahnya, Wali Kota Cimahi dari masa ke masa belum mampu membawa perubahan signifikan.
Pergantian pucuk pimpinan dari Itoc Tochija ke Atty Suharti hingga ke tangan Ajay M Priatna yang dilanjutkan oleh wakilnya yakni Ngatiyana juga tak berdampak banyak. Ditambah Pj Wali Kota Cimahi Dikdik S Nugrahawan dan kini Dicky Saromi, juga masih begitu-begitu saja.
Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi usai sidang paripurna HUT ke-23 Kota Cimahi mengakui pihaknya punya segudang pekerjaan rumah yang mesti segera dientaskan.
"Kami menyadari banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di usia Cimahi yang kini sudah 23 tahun. Ibarat anak itu, sudsh lulis kuliah dan siap segera melangkah lebih jauh," kata Dicky Saromi saat ditemui di Kantor DPRD Kota Cimahi, Jumat (21/6/2024).
Dicky mencontohkan beberapa persoalan yang jadi fokus penanganan pemerintah daerah yakni stunting demi menyiapkan generasi emas Indonesia di masa depan. Hingga masalah klasik seperti kemiskinan.
"Lalu kemiskinan, pengangguran, kemacetan, polusi, persampahan, dan masih banyak masalah lainnya. Itu semua pekerjaan berat buat kita semua yang harus segera diselesaikan dan dicari jalan keluarnya," tutur Dicky.
Salah satu tantangan yang menghadang upaya pencarian jalan keluar itu, kata Dicky, yakni jumlah penduduk Kota Cimahi yang sangat gemuk dibanding dengan luas daerahnya yang mungil.
"Penduduk Cimahi itu semakin meningkat, saat ini mungkin sudah menginjak 590 ribu jiwa lebih. Sehingga hal ini menjadikan persoalan penyelesaian pekerjaan rumah itu menjadi tidak mudah. Tapi kami berkomitmen supaya semua bisa dicari jalan keluarnya," ucap Dicky.
Di masa kepemimpinannya, Dicky mengusung jargon baru untuk Kota Cimahi yakni 'Cimahi Campernik'. Warna baru yang diusung, diharapkan bisa membawa angin segar untuk membawa Kota Cimahi ke arah yang lebih baik lagi.
"Kota kecil ini memiliki potensi yang sebetulnya sangat banyak. Misalnya dari sisi kreaitivitas yang harus terus dikembangkan, lalu dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) di tengah terbatasnya Sumber Daya Alam (SDA). Dan semuanya itu harus disinergikan supaya menjadikan Cimahi semakin Campernik," ujar Dicky.
Pada kesempatan yang sama, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin yang juga hadir dalam Sidang Paripurna HUT ke-23 Kota Cimahi berpesan agar pemerintahannya menyelesaikan masalah yang telah dipaparkan.
"Di usia 23 tahun, banyak tantangan yang harus dihadapi Cimahi. Permasalahan kemiskinan, pengangguran, persampahan, stunting, dan kesenjangan sosial masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan," kata Bey.
Demi mengentaskan segala persoalan itu, menurut Bey Pemerintah Kota Cimahi tak bisa berjalan sendiri. Perlu peran dari stakeholder hingga masyarakat Kota Cimahi itu sendiri.
"kita harus memastikan bahwa setiap langkah pembangunan dilakukan secara partisipatif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara akademisi, swasta, komunitas, pemerintah, media, dan masyarakat harus terus ditingkatkan," Pungkas Bey
(Iwan akar)
Social Footer