Breaking News

Pegawai Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Cimahi Panik Berhamburan Keluar Gedung

Inibaca.online ,  CIMAHI 

Para pegawai yang berkantor di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Cimahi, Jawa Barat berlarian melalui tangga darurat menuju luar gedung. Mereka berhamburan usai adanya gempa bumi yang terasa hingga gedung bertingkat empat itu pada Rabu (22/5/2024).


Para pegawai yang panik itu berkumpul di titik yang sudah disiapkan. Setelah itu terjadi ledakan yang berujung munculnya asap dari dalam gedung pelayanan tersebut. Mobil ambulans dan kendaraan kebencanaan lainnya mulai berdatangan yang disertai para personel Tim Sar Gabungan.

Tim Sar Gabungan kemudian menerima informasi masih adanya pegawai yang terjebak di dalam gedung perkantoran sehingga langsung melakukan evakuasi. Sejumlah korban terlihat mengalami luka-luka saat dievakuasi petugas, lalu dibawa menggunakan mobil ambulans yang sudah siaga.

Tak lama berselang, personel juga mengevakuasi pegawai yang terjebak di lantai 3 menggunakan teknik penyelamatan vertical rescue. Sementara di luar gedung, sejumlah posko kedaruratan dari mulai kesehatan hingga dapur umum didirikan. 

Kejadian itu hanyalah bentuk simulasi tanggap darurat gempa bumi di gedung perkantoran yang diinisiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi yang merupakan rangkaian Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2024.

Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi Dicky Saromi mengatakan simulasi seperti ini sangat penting untuk mengurangi risiko bencana seperti gempa bumi. Terlebih lagi Kota Cimahi masuk zona merah ancaman gempa dari Sesar Lembang.

"Ini adalah bentuk kesiapsiagaan kita, karena kesiapsiagaan ini penting. Kesiapsiagaan ini mengandung dua arti bahwa kita siap ketika bencana itu datang dan kedua untuk mengurangi risiko bencana ketika bencana itu datang," kata Dicky.

Menurutnya, simulasi ini juga bisa semakin meningkatkan kapasitas personel kebencanaan yang terlibat dari mulai BPBD, TNI, Polri, relawan dan unsur terkait lainnya. Sebab dalam simulasi ini bisa terlihat kelebihan dan kekurangan ketika melakukan penanganan kebencanaan.

"Simulasi adalah hal yang memang kita perlu lakukan karena dengan simulasi kita bisa evaluasi dimana letak kelebihan yang kita punya dan mana saja kekurangannya. Kita melakukan di MPP karena di sini cukup lengkap tidak hanya dalam konteks vertical rescue tetapi juga untuk rescue yang lain," ujarnya.

Kakorlaps Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Brigjen TNI Lukmansyah mengatakan pada prinsipnya ada tiga hal yang bisa dilakukan dalam menghadapi bencana. Dari mulai kesiapan kemudian peringatan dan mitigasi. 

"Kesiapannya sudah dilakukan, simulasi sudah dilakukan kemudian peringatan. Kemudian pada saat peringatan apakah sistemnya sudah berjalan misalnya ada sirene, apakah masyarakat itu mengerti sirine untuk apa," katanya.

Lukmansyah mengatakan masyatakat harus diberikan edukasi dan informasi tekati peringatan kebencanaan hingga mitigasi dini. Bukan hanya gempa bumi, tapi bencana lainnya. 


"Jadi yang penting masyatakat tahu bunyi arti peringatan tersebut, kita harapkan masyarakat tahu apa yang harus dilakukan. Penanganan kebakaran gema bumi, tsunami, banjir tentunya berbeda-beda (sirine dan mitigasinya)," Pungkasnya.

(Iwan akar)

Type and hit Enter to search

Close